Berubah Sikap, Biden Beri Grasi untuk Putranya di Akhir Masa Jabatan

2 Desember 2024 by Kevin Berita Negeri

Presiden AS Joe Biden dan putranya, Hunter Biden (REUTERS/Craig Hudson Purchase Licensing Rights)

Washington DC – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah menandatangani surat pengampunan untuk putranya, Hunter Biden, yang terjerat kasus hukum. Langkah itu diambil menjelang akhir masa jabatannya, setelah Biden berulang kali menegaskan tidak akan memberikan pengampunan hukum terhadap putranya sendiri.
Hunter, seperti dilansir Reuters, Senin (2/12/2024), telah dinyatakan bersalah dan dihukum karena membuat pernyataan palsu saat pemeriksaan latar belakang kepemilikan senjata api, dan atas dakwaan memiliki senjata api secara ilegal, serta telah mengaku bersalah atas tuduhan pajak federal.

“Hari ini, saya menandatangani surat pengampunan untuk putra saya, Hunter. Sejak saya menjabat, saya telah mengatakan bahwa saya tidak akan ikut campur dalam pengambilan keputusan Departemen kehakiman, dan saya menepati janji saya meskipun saya telah melihat putra saya diadili secara selektif, dan secara tidak adil,” ucap Biden dalam pernyataannya yang dirilis Gedung Putih pada Minggu (1/12) waktu setempat.

Gedung Putih telah berulang kali mengatakan bahwa Biden tidak akan mengampuni atau meringankan hukuman putranya, yang juga dikenal sebagai pencandu narkoba yang sedang dalam masa pemulihan dan kini menjadi target Partai Republik, termasuk Presiden terpilih AS Donald Trump.

“Tidak ada orang berakal sehat yang melihat fakta kasus-kasus Hunter, yang dapat mencapai kesimpulan lainnya selain Hunter ditargetkan karena dia ada putra saya,” sebutnya.

Hunter menghadapi sidang putusan untuk dakwaan penyataan palsu dan dakwaan kepemilikan senjata api ilegal pekan ini.

Pada September lalu, dia mengaku bersalah atas tuduhan federal karena gagal membayar pajak sebesar US$ 1,4 juta padahal dia menghabiskan banyak uang untuk narkoba, pekerja seks dan barang-barang mewah. Untuk kasus tersebut, Hunter akan menghadapi sidang putusan pada 16 Desember mendatang.

“Saya telah mengakui dan bertanggung jawab atas kesalahan saya selama masa-masa terkelam kecanduan yang saya alami — kesalahan yang telah dieksploitasi untuk mempermalukan saya dan keluarga saya untuk kepentingan politik,” ucap Hunter dalam pernyataannya yang dirilis Minggu (1/12) waktu setempat.

Hunter menyebut dirinya sudah bebas dari narkoba selama lebih dari lima tahun. “Dalam pergolakan kecanduan, saya menyia-nyiakan banyak peluang dan keuntungan. Saya tidak akan pernah menganggap remeh grasi yang telah diberikan kepada saya hari ini dan akan mengabdikan kehidupan yang telah saya bangun kembali untuk membantu mereka yang masih sakit dan menderita,” imbuhnya.

Biden yang kehilangan putra sulungnya, Beau, yang meninggal karena kanker otak tahun 2015 lalu, menyebut lawan-lawan politiknya berupaya menghancurkan Hunter dengan penuntutan selektif.

Dia mengatakan bahwa orang-orang lainnya hampir tidak pernah diadili atas tuduhan kejahatan atas cara mereka mengisi formulir kepemilikan senjata api, dan menyebut beberapa orang lainnya terlambat membayar pajak karena kecanduan tapi membayarnya kembali dengan bunga dan denda, namun putranya menerima “resolusi non-kriminal” untuk kasus-kasusnya.

“Jelas bahwa Hunter diperlakukan berbeda. Dakwaan-dakwaan dalam kasusnya muncul setelah beberapa lawan politik saya di Kongres menghasut mereka untuk menyeret saya dan menentang pemilihan saya,” ucap Biden dalam pernyataannya.

“Dalam upaya untuk menghancurkan Hunter, mereka telah mencoba untuk menghancurkan saya — dan tiak ada alasan untuk mempercayai bahwa hal itu akan berhenti di sini. Cukup sudah,” tegasnya.

Biden menuturkan dirinya mengambil keputusan ini pada akhir pekan. Dia bersama istrinya, Jill Biden, dan keluarga besar mereka, termasuk Hunter, menghabiskan liburan Thanksgiving di Nantucket, Masschusetts, dan kembali ke Washington DC pada Sabtu (30/11) malam.

“Inilah kebenarannya: Saya mempercayai sistem peradilan, tapi ketika saya bergumul dengan hal ini, saya juga mempercayai bahwa politik mentah telah mempengaruhi proses ini dan hal ini menyebabkan hilangnya keadilan — dan ketika saya membuat keputusan ini pada akhir pekan, tidak masuk akal untuk menundanya lebih lanjut,” jelasnya.

“Saya berharap rakyat Amerika akan memahami mengapa seorang ayah dan seorang Presiden mengambil keputusan ini,” ujar Biden dalam pernyataannya.

Berita Terkait

Investor Terus Tumbuh, PLN Jakarta Siapkan ...
Resmikan Gedung Hub UMK, PLN Jakarta ...
Siaga Banjir, PLN Bagikan Tips Aman ...
PLN Mobile Menyapa Warga Cempaka Putih