Liputan6.com, Jakarta – Wakil Presiden ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK) memberikan kritik terhadap Mendikbudristek Nadiem Makarim yang tidak memiliki pengalaman di dunia pendidikan. Bahkan, ia juga jarang ke kantor dan bahkan tidak pernah berkunjung ke daerah.
Terkait hal itu, Pengamat Pendidikan Edi Subkhan mengatakan, bukan hanya jarang ke kantor saja. Melainkan juga jarang mau diundang untuk hadir dalam acara yang diselenggarakan pihak universitas atau kampus.
“Termasuk juga seorang Nadiem Makarim itu kalau di dalam lingkup kampus sendiri juga menjadi pertanyaan sebenarnya, karena menjadi salah satu menteri yang paling jarang mau diundang secara formal ke kampus juga sebenarnya untuk berdiskusi untuk apa nama, ya sering-sering itu,” kata Edi kepada merdeka.com, Senin (9/9/2024).
“Jadi lebih sering ke dinas pendidikan atau apa kalau pun ke bawah itu untuk kampanye program-program belajar merdeka, tapi untuk kajian-kajian yang semacam itu relatif kurang, selingan dengan kampus relatif kurang,” sambungnya.
Menurutnya, kampus-kampus itu disebutnya menjadi pusat untuk melakukan perubahan. Terlebih soal ilmu pengetahuan, pencerahan ke publik untuk produksi tenaga kerja yang profesional.
“Tapi ketika nilai itu kurang sepertinya juga bisa kita lihat efeknya perhatian ke perubahan ini juga menjadi kurang dan efeknya seperti sekarang ini barangkali,” sebutnya.
Bahkan, ketika diundang untuk menghadiri acara ulang tahun atau dies natalis sebuah kampus, Nadiem hanya mengirimkan ucapan melalui video saja.
“Tapi kalau ke kampus itu yang kita lihat paling jarang. Mungkin kalau ada disnatalis dia ngirimin ini aja video ucapan. Kita ingat dulu kalau awal pertama kali, dia kayaknya ke UI gitu ya, yang namanya itu kemudian kena jadi kontroversi. Habis itu enggak lagi kayaknya ke kampus,” ujarnya.
Sehingga, bisa dihitung dengan jari berapa kali Nadiem bisa pergi atau turun ke daerah-daerah yang sampat diunggah di media sosial.
“Iya sih, kalau ke daerah barangkali kita kalau dilihat di postingan di Youtubenya itu ada 1-2 kali ya, tapi ya dalam rangka itu sih kampanye Merdeka Belajar itu kan sebenarnya banyak. Misalkan menjadi gebrakannya memang dalam episode-episode itu,” ucapnya.
Pemerintahan Prabowo Diminta Pilih Menteri Paham Pendidikan
Dirinya menilai, kunjungan seorang menteri pendidikan ke sebuah kampus atau sekolah-sekolah dianggap menjadi penting. Apalagi, kampus negeri yang menjadi tempat pemerintah untuk berinvestasi.
“Iya, penting sekali karena pendidikan tinggi ya kampus lah, kampus negeri terutama itu, itu kan tempat pemerintah berinvestasi kan sebenarnya ya. Ada subsidi dari pemerintah itu. Namanya juga kampus negeri kan, kampusnya negeri,” ungkapnya.
“Termasuk PTN Satker, PTN PH. Tapi ketika jalinannya berkurang ya, ya ada masalah-masalah yang enggak tercover itu, padahal kan dia butuh pembinaan untuk bisa mengambil keputusan,” sambungnya.
Selain itu, dirinya pun berharap kepada pemerintahan mendatang untuk bisa memilih menteri pendidikan yang memang memiliki dan paham dunia pendidikan dan dapat melakukan perubahan-perubahan yang basisnya kajian ilmiah.
“Kalau kita lihat figur Nadiem Makarim kemarin kan harapannya ya memang seperti itu ada perubahan. Tapi basis untuk dia menjalin relasi dengan dunia pendidikan gitu ya, dengan masyarakat luas itu termasuk dalam beberapa perumusan kebijakan terlihat kurang melibatkan masyarakat luas,” paparnya.
Kebijakannya Kerap Timbulkan Polemik
“Barangkali karena dia dilihat dari sisi background-nya, jaringnya kan, background-nya kan mempengaruhi jaring relasi sosial macam-macam itu kurang juga itu. Nah akhirnya beberapa kebijakan juga menimbulkan perdebatan di publik itu,” pungkasnya.
Sebelumnya, Mantan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla mengkritik habis Nadiem Makarim yang sama sekali tidak punya pengalaman dalam bidang pendidikan tapi dia ditunjuk menjadi Kemendikbudristek. Nadiem bahkan disebut JK, jarang datang ke kantor bahkan tidak pernah berkunjung ke daerah.
JK bahkan membandingkan kepemimpinan Nadiem dengan dengan para tokoh-tokoh pendidikan terdahulu.
“Di belakang daripada semua pendidikan itu, ada orang ‘the man behind the gun’, kalau Perusahaan CEO dari daftar siapa menteri pendidikan selama ini. Pak Ki Hajar Dewantoro, orang hebat, mendirikan taman siswa. Itu cikal bakal dari prinsip pendidikan kita. Ada Pak Soemantri, ada Syarief Thayeb, Daoed Joesoef, Fuad, semua orang hebat di bidang pendidikan,” ungkap JK dalam kanal YouTube TV Parlemen yang dikutip merdeka.com, Minggu (8/9).
Reporter: Nur Habibie
Sumber: Merdeka.com